Senin, 06 Januari 2014

Terpenjara Dalam Perasaan

Karya : Anastsaya Rizky Meilawathie

Aku terdiam, aku terus terdiam di tempat ini.
aku bagaikan burung yang tak dapat mengepakan sayapku sendiri.
aku telah kehilangan jati dirikusendiri.
laksana negara yang tak punya ideologi.
aku bagaikan burung merpati.
yang harus menuruti arah majikannya.
Tak bolehkan aku mengedipkan mata walau hanya 1 kali?
Tak bolehkah aku memegang walau hanya menyentuh?
Aku......, sebenarnya siapa aku ini??
aku hanya orang yang harus patuh, dengan berkata iya dan iya.
apakah ini hidupku?
Dan hanya aku yang memiliki hidup seperti ini?
terus aku meneteskan air mata, ketika aku bermunajat kepada tuhanku.
Allah.... Allah....
Apa aku hidup untuk menuruti kata demi kata yang mereka ucapkan?
tak bolehkah aku menentukan jalanku sendiri?
ingin rasanya aku berteriak dan berkata "Allah, hidup ini tidak adil".
Mengapa aku ini harus seperti burung yang terkurung di dalam sangkarnya?
mengapa??? mengapa tuhan?
haruskah aku terdiam? atau harus berontak dengan ini semua?
aku mungkin akan menjawab terdiam,
karena rencana mereka sebagian dari rencanamu, tuhan.
aku mungkin harus menjawab berontak,
karena ini memang tidak adil, aku tak bisa menetukan jati diriku sendiri.
16 tahun ini bagaikan terpenjara dalam perasaan.
mereka kira aku tak punya perasaan?
mereka kira aku tak punya kemauan?
Pantaskah aku berkata seperti ini, tuhan??
Pantaskah??
ini mungkin tak pantas aku ucapkan.
namun mungkin pantas, karena mereka yang merebut jati diriku.
mereka yang telah mengobrak-abrik kehidupanku.
Ayah... Ibu... aku ingin seperti mereka.
mereka semua kawan-kawanku.
yang hidup dengan perasaan, dan kemauan mereka sendiri.
aku ingin mencapi cita-citaku setinggi-tingginya seperti yang mereka cita-citakan.
Ayah... Ibu... Kembalikan jati diriku
Biarkan aku mengepakan sayapku sendiri, dan terbang sitinggi-tingginya.
biarkan aku berjalan sendiri sesuai keinginanku, sesuai dengan jiwaku, sesuai dengan perasaanku.
Ayah... Ibu... Jika kalian terus merebutnya.
Imajinasiku seakan tersayat-sayat.
Dan kalian tidak membiarkanku berjalan sesuai jiwaku, dengan imajinasiku, dam mimpi-mimpiku sendiri.
Aku tidak meminta apa-apa....
aku hanya ingin mengalir seperti air.
dan aku ingin bebas seperti burung yang terbang di angkasa