Kamis, 27 Juli 2017

Puisi 9

Nikotin

Karya : Anastasya Rizky Meilawathie

Kita pernah membuat cerita seakan nyata
Rasanya aku tak mau segera bangun untuk menyadari realita
Bahwa senja tak lagi seindah cerita kita
Esok pagi tak lagi semenyenangkan saat kita masih duduk berdua

Kalau kau adalah mentari pagiku
Maka rasanya aku ingin cepat cepat bangun
Tak seperti hari biasa saat aku rasa kasur adalah tempat ternyaman di dunia
Malam ini aku ingin segera bangun, padahal bulan baru saja menampakan muka

Arghhh.. gundah aku di buatnya
Rasanya aku kembali menikmati candu yang kamu berikan dulu
Ini sungguh malapetaka
Karena kusadar kini bukan lagi aku yg kaubagi cerita

Kamis, 15 Juni 2017

Puisi 8

17.47

Karya : Anastasya Rizky Meilawathie

Aku hanya diam termenung
Berharap memeluk senja dg tangan tepat di samping mentari yg mulai malu2 untuk menampakan muka
Kemudian menggenggam erat cahaya, tanpa akan coba dilepaskan barang sebentarpun

Aku tak ubahnya kupu-kupu yang mencoba menyentuh langit
Naumun sadar akan kemampuan sayapnya yg tak mampu terbang setinggi langit

Aku kadang merenung akan terus bisa mendampingi senja setiap harinya
Ditemani deru ombak yg tak henti2nya mengikis pantai

Aku kadang bermimpi tidur dipeluk senja
Beralaskan pasir pantai lembut, tanpa kerikil.

Ah.. Aku terus bermimpi
Kali ini tolong bangunkan aku, agar aku bisa berlari melawan ombak dan memeluk senja tepat samping mentari yg kudamba sampai saat ini.
Namun nyatanya aku masih belum terbangun, untuk punya keberanian menjemput senja di 17.47 WIB.

Ket : Jam 17.47 WIB adalah jam tenggelamnya matahari di kota Cirebon

Rabu, 01 Maret 2017

Cerita cengeng di pagi hari

Cirebon akan jadi kota kenangan kesekian kalinya di hidup ini, bermula dari kebimbangan saat itu, sampai akhirnya aku memutuskan kota ini untuk melanjutkan D4, aku tidak bisa memungkiri keputusan ini ada sangkut pautnya dengannya. Dia yang saat itu menawarkan kuliah D4 yg nampaknya akan menyenangkan dengan kehadirannya. Sampai akhirnya.. cuma 1 bulan harapan itu berjalan dengan tidak mulus pastinya, bukan seperti yg kita ekspektasikan sebelumnya.
Tapi aku tak pernah menyesali sedikitpun keputusan ini. Aku bertemu banyak hal di kota ini, yang bisa aku jadikan pelajaran berharga di hidup ini tentunya.
Aku bertemu dengan realita yang nyatanya jauh dari apa yang aku ekspektasikan, aku bertemu dengan banyak teman baru, karakter baru, dosen2 baru, dan pribadi baru tentang diriku saat ini.
Aku bertemu 1 teman, yang darinya aku belajar banyak pelajaran berharga, belajar mempelajari hidup seperti apa yang ia jalani, belajar tentang hal baru, dan pikiran-pikiran dia yang kemudian membuat aku semakin belajar tentang kehidupan ini. Jujur, awalnya aku suka karena parasnya yg rupawan. Kemudian,  aku tiba-tiba tidak suka dengan pemikirannya tentang pendidikan. Sampai akhirnya kita sekarang, hmm.. aku rasa jadi teman dekat. Dia sekarang suka mencurahkan perasaanya padaku, tentang kehidupan dia. Makanya aku katakan tadi, aku belajar banyak darinya.
Aku juga baru tahu kalau akhirnya aku menemukan hal yg sama antara aku dengannya. Aku tidak semakin jatuh cinta.. tapi aku kagum dan akan berterimakasih banyak padanya telah mengijinkan aku masuk kehidupnya,  telah mengajarkan aku kehidupan, telah membirkan aku belajar banyak dari pemikirannya, dan telah menjadikan aku temannya.
Mungkin kalau aku rindu kota ini, salah satu hal yang aku rindukan adalah kamu. Temanku Abdul Somat ☺.

Kamis, 26 Januari 2017

Puisi 7

Puisi Rangga 1

Menanti fajar
Menghempaskan keheningan malam
Rasa resah kian menyiksa
Mengharap dewa-dewa cinta menjawab  rasa

Ah.. aku tak tau lagi
Diri siapa yang sedang ku puja
Rupanya hampir memakan separuh jiwa

Pancaranmu menusuk kalbu
Mencoba merasuk ke relung jiwa
Entah siapa yang semalam tadi aku cari
Bayangnya pun tak kian nampak di upuk mata

Sial...
Lagi-lagi aku terjebak
Hampir meronta aku di buatnya
Siapa lagi dirimu???
Aku masih tak mampu menatapmu

Sang fajar kini tlah datang
Menjawab kegelisahan yang ku rasa
Rangga.. ternyata dirimu yang slama ini ku cari